Sabtu, 08 Juni 2013

JURNAL 2 ( AKUNTANSI INTERNASIONAL )



PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN TUNAI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL RESOURCE EVENT AGENT ( REA ) SEBAGAI ALAT BANTU PADA BENGKEL MANDIRI MOTOR

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang teknik perancangan sistem informasi akuntansi menggunakan diagram REA untuk siklus penjualan tunai pada Bengkel Mandiri Motor dan pembuatan database tahap awal berupa pembuatan tabel,  atribut dan aplikasi penjualan sederhana
 Metode yang digunakan dalam penelitian ini  dengan melakukan observasi,wawancara, dan studi pustaka. Peneliti menggunakan analisis deskriptif yaitu menganalisis masalah dengan cara mendeskripsikannya melalui penggunaan model REA berupa diagram-diagram.
Berdasarkan hasil pembuatan model REA dapat kita ketahui bahwa untuk membuat diagram REA perlu melalui tahap berikut ini; (1).perlunya diketahui aktivitas-aktivitas yang terjadi di Bengkel Mandiri Motor, (2).mengindentifikasi event dan mengorganisir kegiatan tersebut, (3).mengindentifikasi resource dan agent yang terlibat dalam  kegiatan tersebut, dan (4).mengindentifikasi hubungan antara resource, event dan agent. Adapun peristiwa (events) yang terjadi adalah mencatat permintaan pelanggan, melakukan penjualan tunai, dan menerima pembayaran. Selanjutnya resource yang dipengaruhi oleh events, yaitu sumber daya jasa, sumber daya persediaan, dan sumber daya kas. Sedangkan agents yang terlibat adalah pendaftaran, mekanik, sparepart counter, pelanggan, dan kasir. Setelah pembuatan diagram REA maka tabel yang terbentuk berjumlah 17, jumlah tabel tersebut didapat dari jumlah entity yang berjumlah 11 entity dan 6 relationship N:M.
Dengan dibuatnya aplikasi penjualan sederhana ini bisa membantu proses penjualan dalam perusahaan, sehingga sistem penjualan bisa lebih efektif dan efisien dari sebelumnya. Dan juga mengurangi adanya manipulasi pencatatan transaksi pada perusahaan.

Kata kunci : REA, Sistem Informasi Penjualan Tunai, VB 6.0 dan ms. access

PENDAHULUAN

Saat ini penggunaan komputer dalam sistem informasi akuntansi merupakan keharusan untuk memperlancar aktivitas-aktivitas dalam perusahaan agar pelaksanaan dapat lebih cepat, akurat, dan efisien. Walaupun komputer memerlukan investasi yang lebih besar daripada manusia, namun kecepatan prosesnya memungkinkan dapat menekan biaya yang timbul. Kebutuhan akan teknologi informasi sangat penting dalam semua kegiatan, salah satunya adalah kegiatan bisnis. Manfaat dari informasi yang didapatkan dari kegiatan bisnis dalam tingkatan manajemen yaitu sebagai dasar pengambilan keputusan. Dengan adanya sistem informasi, penyajian informasi yang sangat dibutuhkan tersebut bisa dengan cepat didapat / tepat waktu, akurat, dan relevan.
Perananan sistem informasi akuntansi sangat dibutuhkan, karena merubah dari pencatatan yang manual ke pencatatan yang terkomputerisasi. Pada organisasi kecil yang hanya mengolah data keuangan saja, SIA (sistem informasi akuntansi) hampir mewakili semua SIM (sistem informasi manajemen). Pada organisasi besar, SIA merupakan subsistem dari SIM dan merupakan subsistem yang terpenting dari SIM.
Penggunaan model untuk merancang sistem informasi sangat diperlukan sebagai dasar , yaitu : model Entity Relationship Diagrams, Data Flow Diagram (DFD), flowchart, dll. Dimana dimasing-masing model mempunyai kelebihan dan kekurangan. Dari berbagai model tersebut tidak satupun yang bisa menangkap data yang bersifat non keuangan.
Pada tahun 1982 , McCarthy mengembangkan model REA (Resources Events Agents) yang digunakan untuk merancang sistem informasi akuntansi. Dimana model  ini dapat menangkap infomasi keuangan, non keuangan, dan relasi antara proses bisnis. Tujuan  penelitian ini ditujukan untuk memberikan gambaran tentang teknik perancangan sistem informasi akuntansi menggunakan diagram REA untuk siklus pendapatan pada “Bengkel Mandiri Motor” dan pembuatan database tahap awal berupa pembuatan tabel, atribut dan aplikasi penjualan sederhana.


TINJAUAN PUSTAKA
“Perancangan adalah kemampuan untuk membuat spesifikasi umum dan terinci dari beberapa alternatif pemecahan masalah yang telah dipilih selama tahap analisis.” Menurut Susanto Azhar (2004:332), “perancangan adalah spesifikasi umum dan terinci dari pemecahan masalah berbasis komputer yang telah dipilih selama tahap analisis.” Menurut Al-Bahra Bin Ladjamudin (2005:51), “perancangan adalah kemampuan untuk membuat beberapa alternatif pemecahan masalah.”
“Sistem adalah suatu kesatuan prosedur atau komponen yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya, bekerja bersama-sama sesuai dengan aturan yang diterapkan sehingga membentuk suatu tujuan yang sama. Menurut Jogiyanto (2005:1) sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.”
Menurut John Burch dan Gray Grudnitski (2005) yang dimaksud dengan perancangan sistem adalah “Desain sistem dapat didefinisiskan sebagai penggambaran, perancangan, dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi.”
Menurut Jogiyanto (2005;11), “Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.”
Definisi akuntansi menurut Soemarso (2004:3), akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.” Menurut Abdul Hafiz Tanjung (2008:3), “akuntansi adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penganalisisan data keuangan suatu organisasi.” Menurut Ely Suhayati dan Sri Dewi Anggadini (2009:2), akuntansi adalah proses yang terdiri dari identifikasi, pengukuran, dan pelaporan informasi ekonomi.”
Akuntansi merupakan bahasa dalam bisnis. Setiap perusahaan menerapkan sebagai alat komunikasi. Menurut Kieso (2005), sistem informasi akuntansi adalah “The system of collecting and processing transction and disseminating financial information to interested parties.”
Definisi menurut Stephen A. Moscove dan Mark G. Simkin, “SIA adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, memproses, menganalisis, mengkomunikasikan informasi pengambilan keputusan dengan orientasi finansial yang relevan bagi pihak-pihak luar dan pihak-pihak dalam perusahaan (secara prinsip adalah manajemen).”
Menyusun Diagram REA
Dalam rangka menyususn diagram REA diperlukan informasi tentang: resource, event, agent, dan kebijakan perusahaan. Informasi tersebut dapat diperoleh dengan mewawancarai pihak manajemen. Karena aktivitas perencanaan, pengawasan, dan pengevaluasian yang ditangani manajemen untuk setiap perusahaan berbeda.
Untuk menggambarkan diagram REA, kertas dibagi tiga kolom, satu kolom untuk setiap entity. Gunakan kolom kiri untuk resource, kolom tengah untuk event, dan kolom kanan untuk agent. Penggambaran event sebaiknya diurutkan dari atas ke bawah berdasarkan aktivitas. Langkah-langkah untuk menyusun diagram REA suatu siklus transaksi adalah:
a.         Tentukan pasangan aktivitas yang saling memberi dalam siklus tersebut. Model REA terdiri dari sepasang event, satu menambah resource dan yang lain mengurangi resource. Tentukan event bisnis yang perlu dimodelkan dalam siklus tersebut.
b.    Tentukan resource yang dipengaruhi oleh event dan agent yang berpartisipasi pada event tersebut. Setelah event ditentukan, resource yang dipengaruhi oleh event tersebut ditentukan. Resource digambarkan pada kolom resource. Kemudian gambarkan relationship antara entity resource dengan entity event. Langkah selanjutnya menentukan agent yang berpartisipasi dalam event. Akan selalu terdapat paling sedikit satu internal agent dan external agent yang terlibat dalam event. Gambarkan relationship untuk menunjukkan agent mana yang berpartisipasi dalam event tertentu. Sedapat mungkin penggambaran agent tidak ganda.
Tetapkan cardinality untuk setiap relationship. Cardinality yang ditentukan harus mencerminkan perusahaan dan praktek bisnis yang dimodelkan.

Metode Penelitian
Konsep dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan perancangan pembuatan Sistem Informasi Akuntansi pada “Bengkel Mandiri Motor.  
Data dikumpulkan  melalui Observasi yaitu dengan melihat kegiatan-kegiatan yang terjadi pada perusahaan khususnya bagian yang terlibat dalam siklus penjualan, Wawancara yaitu dengan mewawancarai bagian-bagian yang terlibat sehingga mengetahui kegiatan masing-masing bagian di Bengkel Mandiri Motor.
Alat Analisis Yang Digunakan
         Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis deskriptif yaitu menganalisis masalah dengan cara mendeskripsikannya dimulai dengan membagi bagian-bagian yang ada dan pekerjaanya, alur jasa, rancangan system informasi, pembuatan DFD, pembuatan diagram REA, serta pembuatan database pada “Bengkel Mandiri Motor”. Tipe entity dalam model REA dibedakan dalam tiga kategori, yaitu: Resource, Event, dan Agent. Resources didefinisikan sebagai sesuatu yang memiliki nilai ekonomis bagi organisasi tersebut
Dalam rangka menyusun diagram REA, kertas dibagi tiga kolom, satu kolom untuk setiap entity. Gunakam kolom kiri untuk resource, kolom tengah untuk event, dan kolom kanan untuk agent. Penggambaran event sebaiknya diurutkan dari atas ke bawah berdasarkan urutan aktivitas.
 

PEMBAHASAN
Prosedur Pelayanan Penjualan Tunai yang Sedang Berjalan
Adapun prosedur sistem berjalan yang terdapat pada sistem penjualan di Bengkel Mandiri Motor adalah sebagai berikut :
Tabel 1 Bagian dan Pekerjaan yang sedang berjalan
Bagian yang ada pada Bengkel Mandiri Motor

Pekerjaan Bagian

1.      Bagian Pendaftaran
-       Menerima Pelanggan
-       Mendengar keluhan dari Pelanggan
-       Mencatat permintaan pelanggan
-       Membuat Bon dan Work Order (WO) 2 rangkap
-       Menyerahkan WO 1 dan Kunci Motor ke Bagian Mekanik
-       Mengarsip tetap WO 2
-       Menyerahkan Bon 1 ke Pelanggan
-       Mengarsip tetap Bon 2
2.      Bagian Mekanik
-       Menerima WO 1 dan Kunci Motor dari Bagian Pendaftaran
-       Melakukan servis
-       Jika ada pergantian sparepart
-       Memberitahu mengenai pergantian sparepart ke pelanggan
-       Mencari sparepart yang dibutuhkan
-       Mencatat perubahan harga pada WO 1
-       Melakukan pemasangan sparepart
-       Melakukan test jalan setelah servis selesai
-       Memberitahu informasi tentang servis berkala ke pelanggan
-       Menyerahkan WO 1 dan Kunci Motor ke Bagian Kasir
3.      Bagian Kasir

-       Menerima WO 1 dan Kunci Motor dari Bagian Mekanik
-       Menerima Bon 1 dari Pelanggan
-       Mencocokkan WO 1 dengan Bon 1
-       Menerima pembayaran dari pelanggan
-       Menyerahkan Kunci Motor ke Pelanggan
-       Mengarsip tetap WO 1 dan Bon 1

Dokumen Yang Digunakan
1.    Work Order (WO)
2.    Kunci Motor
3.    Bon

Alur Data Penjualan Tunai yang Sedang Berjalan (Flowchart) Bengkel Mandiri Motor
Ket      : WO = Work Order
              Sumber : Bengkel Mandiri Motor
Gambar 1 Bagian Pendaftaran

Lanjuatan
 

Ket      : WO = Work Order
              Sumber : Bengkel Mandiri Motor
Gambar 2 Bagian Mekanik
 Lanjutan   

 Ket      : SPK = Surat Persetujuan Kerja

              Sumber : Bengkel Mandiri Motor
Gambar 3 Bagian Kasir

Evaluasi Sistem
Sistem akuntansi sangat penting bagi perusahaan, karena menggambarkan atau mendeskripsikan sistem pencatatan yang manual ke pencatatan yang berupa bagan alus flowchat ke bentuk yang lebih terkomputerisasi dari sistem yang sebelumnya. Sistem akuntansi hampir mewakili semua informasi yang ada selama perusahaan tersebut berjalan. Penggunaan bagan alur berupa flowchart untuk merancang sistem informasi sangat diperlukan sebagai dasar pengambilan keputusan.
·           Kekurangan Sistem Akuntansi Penjualan Tunai
Dalam sistem akuntansi penjualan tunai Bengkel Mandiri Motor memiliki kekurangan yaitu:
a.    Pada saat pelanggan akan melakukan servis, bagian pendaftaran tidak membuat kartu antri, sehingga akan terjadi penumpukan order dan tidak tertib.
b.    Pada perusahaan system tidak berjalan efektif pada bagian pendaftaran dan bagian kasir karena dokumen bon 2 diarsip tetap pada bagian pendaftaran dan dokumen bon 1 diarsip tetap pada bagian kasir sehingga pelanggan tidak memiliki bukti dan bengkel mengarsip 2 bukti yang sama.
c.    Pada perusahaan tersebut tidak ada bagian sparepart counter, dimana dengan adanya bagian ini dapat mencegah terjadinya kecurangan yang dilakukan oleh pihak dalam.  
d.   Pada perusahaan yang bersangkutan, sistem penjualan ada beberapa resiko yang harus dihadapi seperti manipulasi transaksi, kecurangan.
Karena adanya beberapa kelemahan pada sistem penjualan pada Bengkel Mandiri Motor, maka diambil suatu keputusan untuk berusaha memberikan beberapa usulan sistem penjualan agar bisa lebih efektif dan efisien dari sebelumnya. Dikatakan bisa lebih efektif karena mengusulkan sistem yang baru dengan menggunakan aplikasi sederhana untuk sistem penjualannya. Lebih efisien karena bisa lebih mempersingkat waktu dalam sistem penjualannya.
Selanjutnya mengusulkan beberapa sistem yang baru untuk perusahaan, dengan tujuan sistem usulan dapat bermanfaat bagi perusahaan. Tidak hanya mengusulkan sistem prosedur, penulis juga mengusulkan sistem alur data, entity relationship diagram, pembuatan diagram REA untuk mempermudah dalm proses aplikasi dan terutama berusaha semaksimal mungkin membuat suatu aplikasi sederhana bagi sistem penjualan perusahaan.
Disini penulis akan mengusulkan sistem penjualan pada Bengkel Mandiri Motor yang bertujuan untuk memperbaiki sistem sebelumnya yang ada pada perusahaan, dengan maksud agar dengan adanya sistem yang baru ini bisa menambah pendapatan perusahaan. Usulan-usulan yang diberikan berdasarkan hasil analisis sistem sampai ke tahap database dan pembuatan aplikasi penjualan secara sederhana.
Prosedur Penjualan Tunai yang diusulkan
Tabel 2 Bagian dan Pekerjaan yang diusulkan
Bagian yang ada pada Bengkel Mandiri Motor

Pekerjaan Bagian

1.      Bagian Pendaftaran
-       Menerima Pelanggan
-       Mendengar keluhan dari Pelanggan
-       Mencatat permintaan pelanggan
-       Membuat Kartu Antri (KA) dan Work Order (WO)
-       Menyerahkan WO bersama Kunci Motor ke Bagian Mekanik
-       Menyerahkan KA ke Pelanggan
2.      Bagian Mekanik
-       Menerima WO bersama Kunci Motor dari Bagian Pendaftaran
-       Melakukan servis
-       Jika ada pergantian sparepart
-       Memberitahu mengenai pergantian sparepart motor ke pelanggan
-       Lapor ke sparepart counter
-       Menyerahkan WO ke Bagian Sparepart Counter
-       Menerima WO bersama Sparepart dari Bagian Sparepart Counter
-       Melakukan pemasangan sparepart
-       Melakukan test jalan setelah servis selesai
-       Memberitahu informasi tentang servis berkala ke pelanggan
-       Menyerahkan WO bersama Kunci Motor ke Bagian Kasir
3.      Bagian Sparepart Counter

-       Menerima WO dari Bagian Mekanik
-       Memeriksa dan mencari sparepart motor yang diminta
-       Mencatat perubahan harga pada WO
-       Menyerahkan WO bersama sparepart ke Bagian Mekanik
4.      Bagian Kasir

-       Menerima WO bersama Kunci Motor dari Bagian Mekanik
-       Menerima KA dari Pelanggan
-       Mencocokkan WO dan KA
-       Menerima pembayaran dari pelanggan
-       Melakukan penjurnalan dan menghasilkan Bon 2 rangkap
-       Menyerahkan Bon 1 bersama Kunci Motor ke Pelanggan
-       Mengarsip tetap WO, dan Bon 2

Dokumen Yang Digunakan
1.    Work Order (WO)
2.    Kartu Antri (KA)
3.    Bon
  


Alur Data Penjualan Tunai yang diusulkan (Flowchart) Bengkel Mandiri Motor

Ket      : WO = Work Order
              KA  = Kartu Antri
Gambar 4 Bagian Pendaftaran


Lanjutan

Ket      : WO = Work Order
              KA  = Kartu Antri
Gambar 5 Bagian Mekanik

Lanjutan

Ket      : WO = Work Order
              KA   = Kartu Antri
Gambar 6 Bagian Sparepart Counter
Lanjutan

Ket      : WO = Work Order
              KA  = Kartu Antri
Gambar 7 Bagian Kasir


Model Logika Penjualan Tunai (Data Flow Diagram) yang Diusulkan
 

Gambar 8 Diagram Zero

 

Rancangan Sistem Informasi
Pembahasan rancangan sistem informasi layanan ini terfokus pada perancangan database konseptual menggunakan model REA dan aplikasi program. Perancangan diawal dengan penjabaran aktivitas-aktivitas yang terjadi pada sistem penjualan tunai.
Aktivitas-aktivitas penjualan tunai  pada Bengkel Mandiri Motor:
1.    Pelanggan datang ke bengkel untuk mendapatkan jasa, baik jasa perbaikan, penggantian oli atau sparepart, maupun pembelian aksesoris dari bengkel.
2.    Begian pendaftaran menyapa dan menerima pelanggan yang datang ke bengkel tersebut.
3.    Setelah bagian pendaftaran mencatat keluhan dari pelanggan, lalu bagian mekanik melakukan servis,
4.    Kemudian pelanggan melakukan pembayaran.
5.    Sedangkan jika ada pergantian oli atau sparepart, maka akan dilaporkan ke bagian Sparepart Counter untuk diperiksa dan dicari apakah sparepart motor yang diminta pelanggan ada atau tidak
6.    Setelah motor pelanggan selesai diservis, pelanggan lalu melakukan pembayar jasa beserta sparepart yang telah diminta.
7.     Kasir menerima pembayaran atas penjualan jasa dan sparepart motor yang diminta oleh pelanggan dan membuat bon penjualan 2 lembar. Bon penjualan lembar 1 diberikan kepada pelanggan dan bon penjualan lembar 2 diarsip.
Model REA Aktivitas
Sebelum menggambarkan model REA, ada beberapa langkah dan beberapa manfaat mengapa penulis menggunakan model REA sebagai alat bantu dalam sistem penjualan perusahaan.
Implementasi dari Aplikasi REA
1.   Dengan adanya diagram REA ini bisa terlihat lebih jelas tugas-tugas atau posisi yang ada dalam perusahaan.
2.   Secara akuntansi dengan menggunakan REA dan pengaplikasian REA terhadap database dan programnya bisa mempermudah proses transaksi.
3.   Dengan adanya REA dan aplikasi dokumen-dokumen atau data-data yang terproses bisa tersimpan sesuai kurun waktu yang diinginkan tanpa takut data penting hilang atau tertumpuk data yang lainnya.
4.   Bisa secara langsung mengetahui jumlah barang yang terjual tanpa harus mengecek stock barang satu-persatu.
5.   Dengan diagram REA dan aplikasi pihak intern bisa langsung mengetahui total pendapatan setiap harinya tanpa harus membuka dokumen-dokumen.
Langlah-Langkah Membuat Model REA adalah:
1.    Mengidentifikasi dan mengorganisir peristiwa-peristiwa operasi (events) yang harus dimasukkan ke dalam model tersebut menurut urutan kejadiannya.
Peristiwa-peristiwa operasi dalam aktivitas penjualan ini adalah:
a.    Adanya permintaan jasa dari pelanggan
b.    Memeriksa dan mencari persediaan apabila ada jasa yang menggunakan persediaan barang (co: pergantian oli)
c.    Melakukan jasa servis
d.   Menerima pembayaran
Dari keempat peristiwa operasi tersebut, kemudian dipadatkan menjadi tiga kegiatan, yaitu:
a.    Permintaan jasa dari pelanggan (2 kegiatan, yaitu permintaan jasa dari pelanggan dan memeriksa persediaan dijadikan satu)
b.    Melakukan servis
c.    Menerima pembayaran
Setelah itu memadukan peristiwa-peristiwa operasi tersebut, sehingga diagram REA untuk kegiatan penjualan sparepart motor yaitu:




Gambar 9 Peristiwa Yang Terjadi

1.    Mengidentifikasi sumber daya (resource) dan agen-agen (agent) yang terlibat dalam setiap peristiwa operasi.
Dari proses jasa penjualan tersebut, dapat dilihat sumber daya yang dipengaruhi oleh peristiwa penjualan adalah penggunaan sumber daya jasa, sumber daya persediaan, dan juga sumber daya kas yang bertambah akibat peristiwa ini. Adapun, agen-agen yang terlibat dalam aktivitas jasa penjualan tunai Bengkel Mandiri Motor adalah:
a.       Pelanggan
b.      Pendaftaran
c.       Mekanik
d.      Sparepart Counter
e.       Kasir
2.    Mengidentifikasi hubungan diantara sumber daya (Resource), peristiwa-peristiwa (events) dan agen-agen (agents).
Dalam tahap ini dibangun rancangan model REA aktivitas penjualan Bengkel Mandiri Motor. Dalam rancangan ini terdapat tiga sumber daya yaitu sumber daya jasa, sumber daya persediaan, dan sumber daya kas. Didalam pandangan rantai nilai, relasi antara tiga sumber daya tersebut identik dengan give-get relationship, apabila salah satu sumber daya mengalami perubahan maka akan berdampak sama pada perubahan sumber daya yang lainnya.
Sumber daya jasa berelasi dengan beberapa peristiwa operasi, yaitu:
a.    Pelanggan melakukan permintaan jasa
b.    Mekanik melakukan jasa servis
c.    Sparepart Counter memeriksa dan mencari sparepart
d.   Kasir
Sumber daya persediaan berelasi dengan beberapa peristiwa operasi, yaitu:
a.    Pelanggan melakukan permintaan jasa
b.    Mekanik melakukan servis
c.    Sparepart Counter memeriksa dan mencari sparepart
d.   Kasir
Sumber daya kas berelasi dengan satu peristiwa operasi yaitu menerima pembayaran dimana pembayaran dilakukan secara tunai.


Efektif dan Efisien Menggunakan Model REA dalam Penyusunan Sistem Penjualan
Dengan menggunakan alat bantu REA  terdapat perbedaan antara sebelum dan sesudah suatu transaksi menggunakan sistem ini. Dibawah ini akan dijelaskan efektif dan efisien sebelum dan sesudah menggunakan REA:
Tabel 3 Perbandingan Sebelum dan Sesudah Menggunakan REA
Efektif dan Efisien Penggunaan REA
Sebelum
Sesudah
1.   Dilihat dari sistem penjualannya
Terdapat banyak kesalahan pencatatan pada bon yang dibuat.
Mengurangi kesalahan dalam pencatatan karena transaksi langsung terinput dalam database.
2.   Dilihat dari pendapatan yang diterima oleh perusahaan
Karena ada kesalahan dalam pencatatan, maka pendapatan yang diperoleh tidak sesuai dengan sparepart yang dikeluarkan.
Pendapatan perusahaan bisa langsung terkontrol oleh pimpinan, karena semua transaksi dapat dilihat dalam database yang tersimpan secara otomatis.
3.   Dalam hal penyimpanan data transaksi
Data yang berisi transaksi bisa hilang karena tidak adanya penyimpanan secara lansung.
Data tidak akan hilang kecuali pimpinan perusahaan menghapus data transaksinya.
4.   Kecurangan dalam transaksi
Dengan sistem yang masih manual, karyawan bisa melakukan manipulasi transaksi dengan menambah sparepart yang keluar atau yang masuk.
Mengurangi tindakan manipulasi penjualan, karena penjualan tidak bisa seenaknya merubah jumlah sparepart yang keluar dan masuk.
5.   Kebijakan yang telah diterapkan
Tidak bisa mengontrol dengan baik apakah kebijakan perusahaan telah dilakukan dengan baik atau belum.
Dengan adanya kardinalitas dalam REA bisa mengontrol hubungan atau ketepatan kebijakan yang dilakukan oleh agent yang bertanggung jawab.

Pembuatan Diagram REA
Langkah-langkah untuk menyusun diagram REA suatu siklus transaksi adalah:
1.    Menentukan pasangan aktivitas yang saling memberi dalam siklus penjualan. Model REA terdiri dari pasangan event, satu menambah resource dan yang lain mengurangi resource.
2.    Menentukan resource yang dipengaruhi oleh event dan agent yang berpartisipasi pada event. Setelah event ditentukan, resource yang dipengaruhi oleh event tersebut ditentukan. Kemudian gambarkan relationship antara entity resource dengan entity event.
3.    Menetapkan cardinality untuk setiap relationship. Cardinality yang ditentukan harus mencerminkan perusahaan dan praktek bisnis yang dimodelkan.
4.    Setelah entity resource, entity event, dan entity agent telah ditentukan, relationship dan cardinality juga telah dipasangkan atau dihubungkan maka kemudian dibuat relation duality dimana ini merupakan timbak balik antara give dan take yang terjadi dalam model REA.
 

Gambar 10 Pembuatan Diagram REA Proses Penjualan Tunai

Setelah diketahui kegiatan/aktivitas yang terjadi, sumber daya, dan pelaku yang terlibat, selanjutnya adalah menempatkan entity resource pada sisi kiri, entity event di tengah, dan entity agent pada sisi sebelah kanan. Pada sisi kiri atau entity resource di dapatkan entity jasa, persediaan, dan kas. Untuk sisi tengah didapatkan entity events mencatat permintaan pelanggan, melakukan penjualan tunai, dan menerima pembayaran. Sedangkan disisi kanan, didapatkan entity agent pendaftaran, mekanik, sparepart counter, kasir, dan pelanggan. Dimana antara entity resource, event, dan agent tersebut saling berhubungan satu sama lain karena menunjukkan hubungan suatu kejadian ekonomi.

Gambar 11 Diagram REA dengan Kardinalitas

Pembuatan Tabel dan Atribut pada Diagram REA
Diagram REA yang dihasilkan terdiri dari sebelas entity dan enam relationship N:M (jasa dan mencatat permintaan pelanggan, persediaan dan mencatat permintaan pelanggan, jasa dan melakukan penjualan tunai, persediaan dan melakukan penjualan tunai, mencatat permintaan pelanggan dan melakukan penjualan tunai, melakukan penjualan tunai dan menerima pembayaran). Sehingga dalam menerapkan diagram REA ke database relational masing-masing entity dan relationship N:M dijadikan tabel, yang jumlahnya ada tujuh belas tabel.
Langkah selanjutnya mencantumkan atribut pada masing-masing tabel, tentukan atribut primary key untuk setiap tabel. Langkah terakhir adalah mengimplementasikan relationship 1:1 dan 1:N dengan atribut foreign key.


Tabel 4 Tabel dan Atribut database Awal
NO
NAMA TABEL
ATRIBUT ( Primary Key, foreign key, dll)
1.
Jasa
Kode Jasa, Nama Jasa, Tarif
2.
Persediaan
Kode Sparepart, Nama Sparepart,  Jumlah Barang, Harga
3.
Kas
Nomor Akun, Tanggal Transaksi, DK,
Saldo
4.
Mencatat Permintaan Pelanggan
No Permintaan, Tanggal Transaksi, Nama Pegawai Mekanik, Nama Pegawai Kasir, No Polisi
5.
Melakukan Penjualan Tunai

No WO, Tanggal Transaksi, Tanggal Selesai, Nama Pegawai Mekanik, Nama Pegawai Kasir.
6.
Menerima Pembayaran
No Bon, Tanggal Transaksi, Nama Pegawai Kasir, Nama Jasa, Nama Sparepart yang diminta, Total Pembayaran.
7.
Pendaftaran
No Pegawai, Nama Karyawan, Alamat, No. Telp
8.
Mekanik
NIP, Nama Mekanik, Alamat, No. Telp
9.
Sparepart Counter
No Pegawai, Nama Karyawan, Alamat, No. Telp
10.
Kasir
No Pegawai, Nama Karyawan, Alamat, No Telp
11.
Pelanggan
No Polisi, jenis kendaraan, Nama Sparepart yang diminta, Nama Jasa, Nama Pelanggan
12.
Jasa - Mencatat Permintaan Pelanggan
Kode Jasa, No Permintaan
13.
Jasa - Melakukan Penjualan Tunai
Kode Jasa, No WO
14.
Persediaan - Mencatat Permintaan Pelanggan
Kode Sparepart, No Permintaan
15.
Persediaan - Melakukan Penjualan Tunai
Kode Nomor Sparepart, No WO
16.
Mencatat Permintaan Pelanggan-Melakukan Penjualan Tunai
No Permintaan, No WO
17.
Melakukan Penjualan Tunai – Menerima Pembayaran
No WO, No Bon

Perlakuan Akuntansi atas Penjualan
Pencatatan (Jurnal Penjualan)
Penjualan dicatat pada saat pengakuannya, yaitu : sesuai tanggal yang tertera  di pencatatannya. Adapun jurnal atas penjualan adalah sebagai berikut:
1.Jurnal atas penjualan barang dagangan
   Kas (debit)                                          Rp130.000
               Penjualan (kredit)                                  Rp130000
2.Jurnal atas penjualan jasa
Kas (debit)                                             Rp30.000
               Pandapatan (kredit)                            Rp30.000

PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan perancangan sistem informasi penjualan tunai pada Bengkel Mandiri Motor, maka dapat penulis simpulkan bahwa:
1.      Berdasarkan hasil pembuatan REA dapat kita ketahui bahwa untuk membuat diagram REA melalui tahapan yaitu:
a.   Pembuatan SA (Sistem Informasi yang terdiri dari 4 bagian yaitu bagian pendaftaran, bagian mekanik, bagian sparepart counter, dan bagian kasir.
b.      Pembuatan DFD (Data Flow Diagram) yang terdiri dari Diagram Konteks dan Diagram Zero.
c.       Pembuatan REA yang terdiri dari 4 langkah yaitu:
1)        Perlunya diketahui aktivitas-aktivitas yang terjadi di Bengkel Mandiri Motor.
2)  Mengindentifikasi yang termasuk dalam resource yaitu  persediaan dan kas kemudian agent yaitu pelanggan, pendaftaran, mekanik, sparepart counter, dan kasir yang terlibat dalam kegiatan tersebut.
3)    Mengindentifikasi event yaitu mencatat permintaan pelanggan, melakukan penjualan tunai, dan menerima pembayaran serta mengorganisir kegiatan tersebut.
4)        Menghubungkan kejadian ekonomi antara resource ( persediaan dan kas ) , event ( mencatat permintaan pelanggan, melakukan penjualan tunai, dan menerima pembayaran  serta mengorganisir kegiatan tersebut ) dan agent ( pelanggan, pendaftaran, mekanik, sparepart counter, dan kasir ) .
2.    Pembuatan Tabel, atribut, dan program dari database setelah diagram REA pada perusahaan telah dibuat dengan efektif dan efisien dari sistem sebelumnya. Dikatakan lebih efektif  karena dengan alat bantu REA dan aplikasi yang dibuat pada sistem informasi penjualan telah dibuat agar tidak membuang waktu banyak karena adanya aplikasi yang mempermudah proses penjualan, mengurangi terjadinya kesalahan dalam perhitungan yang dilakukan oleh manusia, dimana dengan aplikasi ini perusahaan bisa lebih memaksimalkan pendapatan karena perhitungan dilakukan secara tepat, dan mampu mengurangi biaya pengeluaran, misal pemesanan nota – nota,bon dan faktur seperti sebelumnya. Dan dikatakan lebih efisien karena dapat mencapai pendapatan yang maksimal dengan penjualan yang lebih banyak dari sebelumnya, dimana dengan menggunakan alat bantu REA dan aplikasi ini sistem penjualan bisa lebih cepat dilakukan oleh seorang penjualan sehingga bisa menambah pendapatan perusahaan dan  pengeluaran yang minimal karena perusahaan bisa mengurangi pembelian nota atau bon atau pembayaran gaji karyawan yang melebihi kapasitas perusahaan.

Saran
      Untuk memperbaiki beberapa kelemahan dalam sistem penjualan menggunakan model REA ini, maka penulis memberikan beberapa saran untuk memperbaiki diagram dan aplikasi yang terkait dengan REA :
11.Dengan adanya sistem informasi maka dapat membantu pemilik dalam membuat keputusan  karena tepatnya informasi (akurat), relevan, dan tepat waktu.  Untuk penelitian berikutnya, dari database tersebut perlunya dilakukan normalisasi agar menghindari dari masalah anomaly update, insert, dan delete.
2.      Saran untuk peneliti lanjutan yaitu penambahan petunjuk penggunaan menu ( Help ) dan melanjutkan aplikasi ini sampai ke dalam bentuk penjurnalan memperbarui sistem aplikasi penjualan yang dibuat untuk mempermudah transaksi penjualan yang telah dibuat oleh penulis.


DAFTAR PUSTAKA

Bin Ladjamudin, Al-Bahra, 2005, Analisis Dan Desain Sistem Informasi, Penerbit: Graha Ilmu, Yogyakarta.
Jogiyanto H.M.,2005, Analisis & Desain Sistem Informasi  : pendekatan terstruktur teori dan praktek aplikasi bisnis, ANDI , Yogyakarta.
Kieso, Donald E., Weygandt, Jerry J., Warfield, Terry D., 2005, Intermediate Accounting, Eleventh Edition, John Wiley & Sons, New Jersey.
Leo Sukmawijaya, 2010, Penggunaan Model Resource Event Agent Sebagai Alat Bantu Dalam Pembuatan Sistem Informasi Penggajian Pada Lembaga Non Formal, Skripsi Sarjana FE Universitas Gunadarma, Depok.
Luky Syaifulloh, 2011, Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Motor pada PT BINTANG CITRA MOTOR dengan Menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0 dab Microsoft SQL Server 2000 Berbasis Client Server, Tugas Akhir D-III Universitas Komputer Indonesia, Bandung.
McCarthy, W, E. The REA Modelling Approach to Teaching Accounting Information System. Issues in Accounting Education, Vol. 18, No. 4, hal 427-441
Mulyadi, 2004, Sistem Akuntansi, Edisi Keempat, Salemba Empat, Jakarta.
Oviliani Yenty Yuliana, Pendekatan Model REA dalam Perancangan Database Sistem Informasi Akuntansi Siklus Pendapatan, Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol. 3, No. 1, Mei 2001, Universitas Kristen Petra, hal. 67-88.
Soemarso SR, 2004, Akuntansi Suatu Pengantar, Buku 1, Edisi ke-5, Penerbit: PT. Rimeka Cipta, Jakarta
Susanto, Azhar, 2004, Sistem Informasi Akuntansi Konsep dan Pengenbangan Berbasis Komputer, Penerbit: Lingga Jaya, Bandung.
Tanjung, Abdul Hafiz, 2008, Akuntansi Pemerintahan Daerah, Penerbit: Alfabeta, Bandung.