Jumat, 20 April 2012
WISATA PULAU PENYENGAT
Bila berkunjung ke kota Tanjung Pinang di Kep. Riau, ada sebuah objek wisata religi yang terkenal yakni Masjid Raya Sultan Riau, terletak di sebuah pulau kecil bernama Pulau Penyengat.
Pulau kecil ini berjarak kurang lebih 6 km dari kota Tanjung Pinang, ibukota dari propinsi Kepulauan Riau dan berjarak lebih kurang 35 km dari pulau Batam.
Luas Pulau Penyengat hanya sekitar 240 hektar, untuk bisa menuju ke Pulau Penyengat dari Pelabuhan Sri Bintan Pura, Kota Tanjung Pinang dengan menggunakan perahu bot atau lebih dikenal bot pompong dan waktu yang dibutuhkan cukup singkat, hanya sekitar 15 menit saja, dengan ongkos Rp. 10.000,- per orang.
Pulau Penyengat juga merupakan salah satu obyek wisata andalan di Kepulauan Riau, salah satu objek yang bisa kita lihat adalah masjid yang dibangun pada massa Engku Putri Raja Hamidah ini, beliau merupakan istri Sultan Mahmudsyah, penguasa Riau.
Pada awalnya, Masjid Raya Sultan Riau ini hanya berlantai batu bata dengan menara yang tingginya kurang dari 6 meter. Lalu, masjid ini diperbaiki dan diperbesar oleh Yang Dipertuan Muda Raja Abdurrahman.
Masjid ini dibangun secara gotong royong oleh masyarakat hingga ke kawasan Riau Lingga untuk membantu bahan bangunan dan makanan. Bahkan konon kabarnya warna tembok bangunan Masjid Raya Sultan Riau tersebut dibuat memakai kuning telur. Hebatnya lagi, Masjid Raya Sultan Riau ini ditetapkan sebagai masjid pertama yang memakai kubah pada atapnya.
Masjid Raya Sultan Riau ini memiliki luas 54×32 meter, dengan luas bangunan 29×19 meter, ketebalan dindingnya mencapai 50 cm, sehingga menjadikan Masjid Raya Sultan Riau ini sangat kokoh dan menjadi satu-satunya peninggalan Kerajaan Riau Lingga yang tersisa.
Masjid yang didominasi dengan warna kuning yang sangat mencolok telah menjadi bangunan yang bisa langsung terlihat dari dermaga panjang dan Pelabuhan Sri Bintan Pura di Kota Tanjung Pinang.
Masjid Raya Sultan Riau ini memiliki tiga belas kubah dan empat menara masjid berujung runcing setinggi hampir 19 meter. Jika jumlah kubah dan menara dijumlahkan, maka 17 adalah penunjuk bilangan rakaat shalat dalam satu hari.
Di pintu masuk Masjid Raya Sultan Riau ini, terdapat Al Quran yang ditulis oleh Abdurrahman pada tahun 1867 M, dikisahkan Beliau ini adalah putra Riau yang belajar di Istambul Turki dan Al Quran tersebut ditulis olehnya ketika mengajar agama Islam di Pulau Penyengat, Riau.
Selain masjid ada juga makam raja-raja , yakni Raja Ja’afar dan kantor Raja Ali Marhum yang berada di tengah-tengah pulau Penyengat dan tak lupa mengunjungi balai adat khas melayu.
Di sini anda juga dapat menikmati makanan khas pulau penyengat yakni otak-otak dan kerang gong gong sejenis makanan olahan dari siput laut.
sumber:http://duniabaca.com/inilah-wisata-religi-pulau-penyengat.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar