IV. Pelaporan dan Pengungkapan
4.1
Perkembangan Pengungkapan
Standar dan praktik pengungkapan
dipengaruhi oleh sumber-sumber keuangan,
sistem hukum, ikatan politik ekonomi, tingkat pembangunan
ekonomi,tingkat pendidikan, budaya dan pengaruh lainnya. Perbedaan nasional
dalam pengungkapan umumnya didorong oleh perbedaan dalam tata kelola perusahaan
dan keuangan.
Di Amerika Serikat, Inggris, dan
negara – negara Aglo Amerika lainya pasar ekuitas tersebar luas antara pemegang
saham dan perlindungan terhadap investor sangat ditekankan.Investor
intitusional memainkan peranan penting , menuntut pengembalian keuangan dan nilai
pemegang saham yang meningkat. Pengukapan public sangatlah maju sebagai respos
terhadap akuntabilitas perusahaan public.
Di Negara lain seperti Prancis,
Jepang, dan beberapa Negara berkembang kepemilikan saham masih tetap sangat
terkonsentrasi dan bank merupakan sumber
utama pembiayaan perusahaan dan menetapkan disiplin perusahaan. Pengunkapan
public tidak terlalu maju di pasar–pasar ini dan perbedaan besar dalam jumlah
informasi yang di berikan kepada pemegang saham besar dan kreditor dengan yang
diberikan kepada public masih diperbolehkan.
4.2
Pengungkapan Sukarela
Beberapa studi menunjukkan bahwa
manajer memiliki dorongan untuk mengungkapkan yang lebih. Manfaat dari
pengungkapan yang lebih ditingkatkan adalah biaya transaksi yang lebih rendah
dalam memperdagangkan surat berharga yang dikeluarkan perusahaan, minat para
analis keuangan dan investor terhadap perusahaan yang semakin besar, likuiditas
saham yang meningkat, dan biaya modal yang lebih rendah.
Investor didunia menuntut informasi
yang lebih detail dan lebih tepat waktu tingkat pengungkapan sukarela semakin
meningkat baik di Negara maju maupun Negara berkembang. Pelaporan keuangan
menjadi mekanisme komunikasi dengan investor luar yang tidak sempurna jika
insentif manajer tidak sejalan dengan kepentingan seluruh pemegang saham.
Komunikasi manajer dengan investor luar akan menjadi tidak sempurna jika:
1.
Manajer memiliki keunggulan dalam informasi mengenai perusahaannya.
2. Dorongan manajer tidak secara
sempurna sejalan dengan kepentingan seluruh pemegang saham.
3.
Aturan akuntansi dan auditing tidak sempurna.
Manajer perusahaan sering menunda
pengungkapan berita negatif laporan keuangan dan lebih menunjukkan sisi positif
perusahaan dan menilai lebih kinerja dan prospek keuangan perusahaan.
Aturan
pengungkapan menetapkan ketentuan – ketentuan untuk memastikan bahwa para
pemegang saham menerima informasi yang tepat waktu, lengkap dan akurat.
Sedangkan auditor eksternal mencoba memastikan bahwa manajer akuntansi
menenerapkan kebijakan akuntansi yang
memadai, membuat estimasi yang wajar, memiliki catatan akuntansi dan sistem
pengendalian yang memadai dan memberikan pengungkapan yang tepat waktu. Pilihan
pengungkapan oleh para manajer mencerminkan pengaruh gabungan dan ketentuan
pengungkapan dan insentif untuk mengungkapkan informasi secara sukarela.
4.3
Ketentuan Pengungkapan Wajib
Bursa Efek dan badan regulator
pemerintah umumnya mengharuskan perusahaan asing yang mencatat saham untuk
memberikan informasi keuangan dan nonkeuangan yang sama dengan yang diharuskan
kepada perusahaan domestik.
Pengungkapan
wahib merupakan pengungkapan dan pelaporan akuntansi yang wajib di laporkan
sesuai dengan Standar Akuntansi yang di anut di masing-masing negara.
4.4
Praktik Pelaporan Dan Pengungkapan
Aturan pengungkapan sangat berbeda
di seluruh dunia dalam beberapa hal seperti laporan arus kas dan perubahan
ekuitas, transaksi pihak terkait, pelaporan segmen, nilai wajar aktiva dan
kewajiban keuangan dan laba per saham. Pada bagian ini perhatian dipusatkan pada:
- Pengungkapan informasi yang melihat masa depan“Informasi yang melihat ke masa depan” yang mencakup
a.
Ramalan pendapatan, laba rugi, laba rugi per saham
(EPS), pengeluaran modal, dan pos keuangan lainnya
b.
Informasi prospektif mengenai kinerja atau posisi
ekonomi masa depan yang tidak terlalu pasti bila dibandingkan dengan proyeksi
pos, periode fiskal, dan proyeksi jumlah
c.
laporan rencana manajemen dan tujuan operasi di masa
depan.
d.
Kebanyakan perusahaan di masing-masing negara
menyajikan pengungkapan informasi mengenai rencana dan tujuan manjemen.
Sebaliknya lebih sedikit perusahaan yang mengungkapkan ramalan, dari paling
rendah dua perusahaan di Jepang dan paling tinggi 31 perusahaan di Amerika
Serikat. Kebanyakan ramalan di AS dan Jerman menyangkut pengeluaran modal,
bukan laba dan penjualan.
2.
Pengungkapan segmen
Permintaan
investor dan analis akan informasi mengenai hasil operasi dan keuangan segmen
industri tergolong signifikan dan semakin meningkat. Contoh, para analis
keuangan di Amerika secara konsisten telah meminta data laporan dalam bentuk
disagregat yang jauh lebih detail dari yang ada sekarang. Standar Pelaporan
Keuangan Internasional (IFRS) juga membahas pelaporan segmen yang sangat
mendetail. Laporan ini membantu para pengguna laporan keuangan untuk memahami
secara lebih baik bagaimana bagian-bagian dalam suatu perusahaan berpengaruh
terhadap keseluruhan perusahaan.
3.
Laporan arus kas dan arus dana IFRS dan standar
akuntansi di Amerika Serikat, Inggris, dan sejumlah besar negara-negara lain
mengharuskan penyajian laporan arus kas.
4.
Pengungkapan tanggung jawab sosial Saat ini perusahaan
dituntut untuk menunjukkan rasa tanggung jawab kepada sekelompok besar yang
disebut sebagai pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) – karyawan,
pelanggan, pemasok, pemerintah, kelompok aktivis, dan masyarakat umum.
Informasi mengenai kesejahteraan karyawan telah lama menjadi perhatian bagi
organisasi buruh. Bidang permasalahan yang yang menjadi perhatian terkait
dengan kondisi kerja, keamanan pekerjaan, kesetaraan dalam kesempatan,
keanekaragaman angkatan kerja dan tenaga kerja anak-anak. Pengungkapan karyawan
juga diminati oleh para investor karena memberikan masukan berharga mengenai
hubungan kerja, biaya, dan produktivitas perusahaan.
5.
Pengungkapan khusus bagi para pengguna laporan
keuangan non domestik dan atas prinsip akuntansi yang digunakan Laporan
keuangan dapat berisi pengungkapan khusus untuk mengakomodasi para pengguna
laporan keuangan nondomestik. Pengungkapan yang dimaksud seperti :
a.
”Penyajian ulang untuk kenyamanan” informasi keuangan
ke dalam mata uang non domestic
b.
Penyajian ulang hasil dan posisi keuangan secara
terbatas menurut keompok kedua standar akuntansi
c.
Satu set lengkap laporan keuangan yang disusun sesuai
dengan kelompok kesua standar akuntansi; dan beberapa pembahasan mengenai
perbedaan antara prinsip akuntansi yang banyak digunakan dalam laporan keuangan
utama dan beberapa set prinsip akuntansi yang lain.
Banyak perusahaan di
negara-negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa utama juga
melakukan penerjemahan seluruh laporan tahunan dari bahasa negara asal ke dalam
bahasa Inggris. Juga, beberapa perusahaan menyusun laporan keuangan yang sesuai
dengan standar akuntansi yang diterima secara lebih luas daripada standar
domestik (khususnya IFRS atau GAAP AS) atau yang sesuai dengan baik standar
domestik maupun kelompok kedua prinsip akuntansi.
4.4
Pengungkapan Tata Kelola Perusahaan
Masalah-masalah tata kelola
perusahaan antara lain meluputi hak dan perlakuan kepada pemegang saham,
tanggung jawab dewan, pengungkapan dan transparansi dan peranan pihak-pihak
yang berkepentingan.
4.5
Pengungkapan dan Pelaporan Bisnis Melalui Internet
Penyebarluasan informasi secara
elektronik memiliki keuntungan seperti : tidak terlalu mahal, memungkinkan
penyebarluasan secara interaktif melaui cara yang tidak mungkin bila dilakukan
dalam bentuk cetakan, meningkatkan permintaan terhadap pelaporan usaha dan keuangan.
Suatu perkembangan penting yang akan
memfasilitasi pelaporan usaha berbasis adalah Bahas Pelaporan Usaha extensible
( extensible Business Reporting Language – XBRL).
4.6
Pengungkapan Laporan Tahunan Di Negara-Negara Pasar
Berkembang
Pengungkapan laporan tahunan
perusahaan di negara-negara pasar berkembang secara umum kurang ekstensif dan
kurang kredibel. Pengungkapan yang tidak cukup dan yang menyesatkan dan
perlingungan konsumen yang terabaikan disebut-sebut sebagai penyebab krisi
keuangan Asia Timur tahun 1997.
Sebuah studi tahun 1990-an memberikan
beberapa jenis bukti yang mendukung pandangan bahwa tingkat pengunkapan dan
kualitas lebih rendah di negara-negara pasar berkembang dibandingkan dengan
negara-negara maju, sebagaii contoh, 12 dari 20 negara dengan tingkat
pengungkapan ralatif rendah adalah negara-negara pasar berkembang. Di sini
opasitas ( ketidakjelasan), yang merupakan lawan dari transparansi, dapat
diartikan sebagai sejauh mana suatu jumlah laba menyembutnyikan kinerja ekonomi
yang sebenarnya.
Terdapat lebih banyak auditor per
100.000 orang penduduk di pasar-pasar yang maju dibandingkan dengan pasar-pasar
yang sedang berkembang.Karena pengawasan dan penegakan aturan pelaporan
keuangan yang ketat dapat ditingkatkan dengan adanya jumlah akuntan dan auditor
yang mencukupi.
4.7
Implikasi Bagi Para Pengguna Laporan Keuangan Dan Para
Manajer
Manager di negara-negara yang secara
tradisional memiliki pengungkapan rendah harus mempertimbangkan apakah
menerapkan kebijakan peningkatan pengungkapan dapat memberikan manfaat dalam
jumlah yang signifikan bagi perusahaan mereka. Para manajer yang memutuskan
untuk memberikan pengungkapan lebih banyak dalam bidang-bidang yang dipandang
penting oleh para investor dan analis keuangan, seperti pengungkapan segmen dan
rekonsiliasi, dapat memperoleh keunggulan kompetitif dari perusahaan lain yang
memiliki kebijakan pengungkapan yang ketat.
Referensi :
Hari
Setiyawati, SE.,AK.,M.SI, Akuntansi Internasional, Universitas Mercubuana
V. Translasi Mata Uang Asing
5.1
Pengertian
Translasi mata uang asing adalah
proses pelaporan informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya.
Translasi mata uang asing dilakukan untuk mempersiapkan laporan keuangan
gabungan yang memberikan laporan pada pembaca informasi mengenai operasional
perusahaan secara global, dengan memperhitungkan laporan keuangan mata uang
asing dari anak perusahaan terhadap mata uang asing induk perusahaan.
Tiga alasan tambahan dilakukannya translasi mata uang
asing, yaitu:
- mencatat transaksi mata uang asing;
- memperhitungkan efeknya perusahaan terhadap translasi mata uang; dan
- berkomunikasi dengan peminat saham asing.
5.2
Membedakan translasi dan konversi antar mata uang
asing
Translasi tidak sama dengan
konversi. Translasi hanyalah perubahan satuan unit moneter, seperti halnya
sebuah neraca yang dinyatakan dalam pound Inggris disajikan ulang kedalam nilai
ekuivalen dollar AS. Tidak ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada
transaksi terkait yang terjadi seperti bila dilakukan konversi.
Saldo-saldo dalam mata uang asing
ditranslasikan menjadi nilai ekuivalen mata uang domestic berdasarkan kurs
nilai tukar valuta asing yaitu harga satu unit suatu mata uang yang dinyatakan
dalam mata uang lainnya. Mata uang Negara dagang utama dibeli dan dijual dalam
pasar global. Dengan dihubungkan lewat jaringan telekomunikasi yang canggih,
para pelaku pasar mencakup bank dan perantara mata uang lainnya, kalangan
usaha, para individu, dan pedagang professional. Dengan menyediakan tempat bagi
para pembali dan penjual mata uang, pasar mata uang asing memfasilitasi
transfer pembayaran internasional (contoh: dari importer kepada eksportir),
memungkinkan terjadinya pembelian atau penjualan internasional secara kredit
(contoh: letter of credit suatu bank yang memungkinkan barang dikirimkan kepada
pembeli yang belum dikenal sebelum dilakukan pembayaran), dan meyediakan alat
bagi para individu atau kalangan usaha untuk melindungi diri mereka dari resiko
nilai mata uang yang tidak stabil.
Transaksi mata uang asing terjadi
pada pasar spot, forward, atau swap. Mata uang yang dibeli atau dijual pada
spot umumnya harus dikirimkan secepatnya, yaitu dalam waktu 2 hari kerja. Kurs
pasar spot dipengaruhi oleh banyak factor, termasuk perbedaan tingkat inflasi
antar Negara, perbedaan suku bunga nasional dan ekspektasi terhadap arah nilai
tukar di masa mendatang. Transaksi pada pasar forward adalah perjanjian untuk
melakukan pertukaran suatu mata uang dengan jumlah tertentu ke dalam mata uang
lain pada suatu tanggal di masa depan. Kuotasi pada pasar forward dinyatakan
dengan diskonto atau premium dari kurs spot.
Transaksi swap melibatkan pembelian
spot dan penjualan forward atau penjualan spot atau pembelian forward, atas
suatu mata uang secara bersamaan. Investor sering memanfaatkan transaksi swap
untuk mengambil keuntungan dari tingkat suku bunga yang lebih tinggi di suatu
Negara asing, dalam kesempatan yang sama melindungi diri terhadap pergerakan
yang tidak menguntungkan dari kurs nilai tukar valuta asing.
5.3
Memahami istilah-istilah dalam translasi mata uang
asing
Istilah-istilah dalam transaksi mata
uang asing, yaitu :
a.
Konversi, merupakan pertukaran suatu mata uang ke
dalam mata uang lain.
- Kurs kini, merupakan nilai tukar yang berlaku pada tanggal laporang keuangan yang relevan.
- Posisi aktiva bersih yang beresiko, merupakan kelebihan aktiva yang diukur dalam atau berdenominasi dalam mata uang asing dan di translasikan dengan menggunakan kurs kini dari kewajiban yang diukur atau berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini.
- Kontrak pertukaran forward,merupakan suatu perjanjian untuk mempertukarkan mata uang dari Negara yang berbeda dengan menggunakan kurs tertentu (kurs forward) pada tanggal tertentu di masa depan.
- Mata uang fungsional, merupakan mata uang utama yang digunakan oleh suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha. Biasanya mata uang tersebut adalah mata uang Negara dimana perusahaan itu berlokasi.
- Kurs histories, merupakan kurs nilai mata uang asing yang digunakan pada saat suatu aktiva atau kewajiban dalam mata uang asing dibeli atau terjadi.
- Mata uang pelaporan, merupakan mata uang yang digunakan perusahaan dalam menyusun laporan keuangan.
- Kurs spot, merupakan nilai tukar untuk pertukaran mata uang dalam waktu segera.
- Penyesuaian translasi, merupakan penyesuaian yang timbul dari proses translasi laporan keuangan dari mata uang fungsional suatu perusahaan menjadi mata uang pelaporannya.
Daftar istilah translasi mata uang asing yang
diadaptasi dari PSAK (SFAS) no.52, 1981.
a.
Atribut, karakteristik kuantitatif suatu pos yang
diukur untuk keperluan akuntansi. Contoh, biaya histories dan biaya penggantian
yang merupakan atribut suatu aktiva.
- Konversi, pertukatan suatu mata uang ke dalam mata uang lain.
- Kurs kini, nilai tukar yang berlaku pada tanggal laporan keuangan yang relevan.
- Diskonto, ketika tingkat pertukaran yang berikutnya lebih rendah daripada tingkat yang berlaku sekarang.
- Posisi aktiva bersih yang beresiko, kelebihan aktiva yang diukur dalam atau berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini dari kewajiban yang diukur atau berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini.
- Mata uang asing, suatu mata uang selain mata uang yang digunakan oleh suatu Negara, mata uang selain mata uang pelaporan yang digunakan oleh perusahaan.
- Laporan keuangan dalam mata uang asing, laporan keuangan yang menggunakan mata uang asing sebagai unit pengukuran.
- Transaksi mata uang asing, transaksi (yaitu penjualan atau pembelian barang atau jasa, atau utang pinjaman atau piutang usaha) dengan syarat-syarat yang dinyatakan dalam mata uang selain mata uang fungsional perusahaan.
- Translasi mata uang asing, proses untuk menyatakan jumlah-jumlah yang berdenominasi atau diukur dalam suatu mata uang ke dalam mata uang yang lain dengan menggunakan kurs nilai tukar diantara dua mata uang tersebut.
- Operasi luar negri, suatu operasi yang menghasilkan laporan keuangan yang (1) dikombinasikan atau dikonsolidasikan atau diperhitungkan berdasarkan metode ekuitas dalam laporan keuangan perusahaan pelapor dan (2) disusun dalam mata uang asing selain mata uang pelaporan perusahaan pelapor.
- Kontak pertukaran forward, suatu perjanjian untuk mempertukarkan mata uang dari Negara yang berbeda dengan menggunakan kurs tertentu (kurs forward) pada tanggal tertentu di masa depan.
- Mata uang fungsional, mata uang utama yanga digunakan oleh suatau perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha, dan dalam menghasilkan atau menggunakan kasnya.
- Kurs histories, kurs nilai tukar mata uang asing yang digunakan pada saat suatu aktiva atau kewajiban dalam mata uang asing dibeli atau terjadi.
- Mata uang local, mata uang suatu Negara tertentu yang digunakan; mata uang pelaporan yang digunakan oleh suatu operasi domestic atau luar negeri.
- Pos-pos moneter, kewajiban untuk membayar atau hak untuk menerima sejumlah unit mata uang dalam nilai yang tetap di masa depan.
- Mata uang pelaporan, mata uang yang digunakan perusahaan dalam menyusun laporan keuangan.
- Tanggal penyelesaian, tanggal saat suatu utang dibayarkan oleh suatu piutang tertagih.
- Kurs spot, nilai tukar untuk pertukaran mata uang dalam waktu segera.
- Tanggal transaksi, tanggal saat suatu transaksi dicatat dalam catatan akuntansi perusahaan pelapor.
- Penyesuaian translasi, penyesuaian yang timbul dari proses translasi laporan keuangan dari mata uang fungsional suatu perusahaan menjadi mata uang pelaporannya.
- Unit pengukuran, mata uang yang digunakan untuk mengukur aktiva, kewajiban, pendapatan dan beban.
5.4
Mengetahui perbedaan keuntungan dan kerugian translasi
mata uang asing
Jika sudut pandang mata uang local
yang digunakan ( sudut pandang perusahaan local), masuknya penyesuaian
translasi dalam laba berjalan tidak perlu dilakukan. Memasukkan keuntungan dan
kerugian translasi dalam laba akan mendistorsikan hubungan keuangan yang asli
dan dapat menyesatkan para pengguna informasi tersebut. Keuntungan atau
kerugian translasi harus diperlakukan dari sudut pandang mata uang local
sebagai penyesuaian terhadap ekuitas pemilik. Jika mata uang pelaporan induk
perusahaan merupakan unit pengukuran laporan keuangan yang ditranslasikan (
sudut pandang induk perusahaan ), sangat disarankan untuk mengakui keuntungan
atau kerugian translasi laba sesegera mungkin. Sudut pandang induk perusahaan
melihat anak perusahaan luar negeri sebagai perluasan dari induk perusahaannya.
Keuntungan dan kerugian translasi mencerminkan kenaikan atau penurunan ekuitas
investasi asing dalam mata uang domestic dan harus diakui.
Keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing :
a. Penangguhan
Perubahan
nilai ekuivalen mata uang domestic dari aktiva bersih anak perusahaan luar
negeri tidak direalisasikan dan tidak berpengaruh terhadap arus kas mata uang
local yang dihasilkan dari entitas asing. Penyesuaian translasi harus
diakumulasikan secara terpisah sebagai bagian dari ekuitas konsolidasi.
b. Pengangguhan
dan Amortisasi
Penangguhan
keuntungan atau kerugian translasi dan melakukan amortisasi penyesuaian ini
selama masa manfaat pos-pos neraca terkait, terutama yang terkait dengan utang
akan ditangguha=kandan diamortisasi selama umur aktiva tetap terkait, yaitu
dibebankan terhadap laba dengan cara yang sama dengan beban depresiasi atau
ditangguhkan dan diamortisasi selama sisa masa pinjaman sebagai penyesuaian
terhadap beban bunga.
c. Penangguhan
parsial
Keuntungan
dan kerugian translasi adalah dengan mengakui kerugian sesegera mungkin setelah
terjadi, tetapi mengakui keuntungan hanya setelah direalisasikan, hal ini
semata-mata hanya karena merupakan keuntungan, tetap mengabaikan terjadinya
perubahan kurs.
d. Tidak
ditangguhkan
Mengakui
keuntungan dan kerugian translasi dalam laporan laba rugi sesegera mungkin.
Namun, memasukkan keuntungan dan kerugian translasi dalam laba tahun berjalan
akan memperkenalkan elemen acak ke dalam laba sehingga dapat menghasilkan
fluktuasi laba yang sangat signifikan apabila terjadi perubahan kurs nilai tukar.
Keuntungan dan kerugian translasi ini mencerminkan kenaikan atau penurunan
ekuitas investasi dalam mata uang domestic dan harus diakui.
5.5
Menghitung keuntungan dan kerugian translasi mata uang
asing
Ketiga nilai tukar berikut ini
digunakan ketika melakukan translasi saldo dalam mata uang asing menjadi mata
uang domestic. Pertama, kurs ini adalah kurs nilai tukar pada saat tanggal
laporan keuangan. Kedua, kurs histories adalah kurs nilai tukar pada saat suatu
aktiva dalam mata uang asing pertama kali diperoleh atau ketika suatu kewajiban
dalam mata uang asing pertama kali terjadi. Terakhir, kurs rata-rata yaitu
rata-rata sederhana atau tertimbang dari kurs nilai tukar kini atau kurs nilai
tukar histories. Pengaruh penggunaan kurs nilai tukar histories dibandingkan
dengan kurs nilai tukar kini terhadap laporan keuangan ketika digunakan sebagai
koofisien translasi mata uang asing. Kurs nilai tukar histories umumnya
mempertahankan biaya awal ekuivalen dengan suatu pos dalam mata uang asing
dalam laporan berdenominasi mata uang domestik.
a.
Single Rate
Method
Berdasarkan pendekatan translasi
ini, laporan keuangan operasi luar negeri, yang dianggap oleh perusahaan induk
sebagai entitas yang otonom, memiliki domisili pelaporan mereka sendiri. Ini
adalah lingkungan akuntansi lokal tempat dimana perusahaan afiliasi asing
tersebut mentraksaksikan urusan bisnisnya. Untuk mempertahankan “rasa” lokal
dari laporan valuta, suatu cara harus ditemukan agar translasi bisa
dilaksanakan dengan distorsi yang minimal. Cara yang paling baik adalah
penggunaan metode kurs berlaku.
Karena semua laporan keuangan valuta
asing sebenarnya dikalikan dengan suatu konstansta, metode translasi ini
mempertahankan hasil keuangan dan hubungan asli (misalnya. rasio-rasio
keuangan) dalam laporan konsolidasi dari entitas-entitas individual yang
dikonsolidasi. Hanya bentuk perkiraan-perkiraan luar negeri, bukan hakekatnya,
yang berubah dalam metode kurs berlaku.
Meskipun menarik dan sederhana
secara konseptual, metode kurs berlaku dipersalahkan oleh sebagian orang karena
merusak tujuan dasar dari laporan keuangan konsolidasi, yaitu karena
menyajikan, untuk keuntungan pemegang saham perusahaan induk, hasil-hasil
operasi dan posisi keuangan perusahaan induk dan perusahaan-perusahaan anaknya
dari perspektif valuta tunggal yaitu. mempertahankan valuta pelaporan
perusahaan induk sebagai unit pengukuran. Dalam metode kurs berlaku,
hasil-hasil konsolidasi akan mencerminkan perspekfif-perspektif valuta dari
masing-masing negara tempat dimana perusahaan-perusahaan anak berada. Misalnya,
jika sebuah aktiva dip=roleh sebuah perusahaan anak di luar negeri seharga VA
1,000 ketika kursnya adalah VA 1=$1, maka biaya historisnya dari perspektif
dolar adalah $1.000; dari perspektif valuta lokal juga $1,000. Jika kurs
berubah menjadi VA 5 = $1, biaya historis aset tersebut dari perspektif dolar
(translas’ biaya historis) tetap $1,000. Jika valuta lokal tetap dipertahankan
sebagai unit pengukuran, nifai aset akan diekspresikan sebesar $200 (translasi
kurs berlaku).
Metode kurs berlaku juga
dipersalahkan karena mengasumsikan bahwa semua aktiva-valuta lokal dipengaruhi
oleh risiko nilai tukar (yaitu, mengasumsikan bahwa fluktuasi valuta domestik
yang ekivalen, yang disebabkan oleh fluktuasi kurs translasi berjalan,
merupakan indikator perubahan nilai intrinsik aktiva-aktiva tersebut). Hat ini
jarang benar karena nilai persediaan dan aktiva-aktiva tetap di luar negeri
umumnya didukung oleh inflasi lokal.
b.
Multiple Rate Methods
Metode-metode kurs berganda
mengkombinasikan nilai tukar berjalan dan historis dalam proses translasi. 3
metode semacam itu akan dibahas berikut ini.
Metode berlaku-historis. Berdasarkan
pendekatan berlaku-historis, yang populer di AS dan ditempat-tempat lain
sebelum tahun 1976, aktiva lancar dan kewajiban lancar sebuah perusahaan anak
di luar negeri ditranslasikan kedalam valuta pelaporan perusahaan induknya
dengan menggunakan kurs berlaku. Aktiva dan kewajiban non-lancar ditranslasikan
dengan kurs historis.
Item-item laporan laba-rugi, kecuali
beban depresiasi dan amortisasi, ditranslasikan dengan kurs rata-rata
masing-masing bulan operasi atau dengan basis rata-rata tertimbang dari seluruh
periode yang akan dilaporkan. Beban depresiasi dan amortisasi ditranslasikan
dengan memakai kurs historis yang berlaku pada saat aset yang bersangkutan
diperoleh.
Metodologi ini, sayangnya, memiliki
sejumlah kelemahan. Misalnya, metode ini kurang memilik justifikasi konseptual.
Definisi-definisi yang ada mengenai aktiva dan kewajiban lancar dan non-lancar
tidak menjelaskan mengapa cara klasifikasi seperti itu menentukan kurs mana
yang akan digunakan dalam proses translasi.
Metode moneter-nonmoneter. Seperti
halnya metode berlaku-historis, metode moniter-nonmoneter memakai pola
klasifikasi neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat.
Karena item-item moneter
diselesaikan dalam kas; pemakaian kurs berlaku untuk mentranslasikan item-item
valuta asing menghasilkan valuta domestik ekivalen yang mencerminkan nilai
realisasi atau nilai penyelesaiannya.
c.
Metode Temporal
Metode Temporal menurut pendekatan
temporal, translasi valuta merupakan suatu proses konversi pengukuran (yaitu,
penyajian ulang nilai tertentu). Karena itu, metode ini tidak dapat digunakan
untuk mengubah atribut suatu item yang sedang diukur; metode ini hanya dapat
mengubah unit pengukuran. Translasi saldo valuta asing, misalnya, hanya
mengubah (restate) denominasi persediaan. tidak penilaian aktualnya. Dalam GAAP
AS, aktiva kas diukur berdasarkan jumiah yang dimiliki pada tanggal neraca.
Piutang dan hutang dinyatakan dalam jumlah yang diharapkan akan diterima atau
dibayar pada saat jatuh tempo. Kewajiban dan aktiva lain diukur pada harga yang
berlaku ketika item¬item tersebut diperoleh atau terjadi (harga historis).
Meskipun begitu, beberapa diantaranya diukur berdasarkan harga yang berlaku
pada tanggal laporan keuangan (harga berjalan), seperti persediaan dibawah
aturan biaya atau pasar. Pendek kata, ada dimensi waktu yang berkaitan dengan
nilai-nilai uang ini.
Menurut Lorensen, cara terbaik untuk mempertahankan basis-basis akuntansi
yang digunakan untuk mengukur item-item valuta asing adalah dengan mentranslasikan
jumlah uang luar negerinya dengan kurs yang berlaku pada tanggal pengukuran
uang luar negeri berlangsung. Prinsip temporal dengan demikian menyatakan bahwa
uang, piutang, dan hutang yang diukur pada jumlah yang dijanjikan seharusnya
ditranslasikan memakai kurs yang berlaku pada tanggal neraca. Aktiva dan
kewajiban yang diukur pada harga uang seharusnya ditranslasikan memakai kurs
yang berlaku pada tanggal yang berkenaan dengan harga uang tersebut.
Metode translasi dapat diklasifikasikan menjadi dua
jenis metode yang menggunakan kurs translasi tunggal untuk menyajikan ulang
saldo dalam mata uang asing ke dalam nilai ekuivalen dalam mata uang domestic
atau metode yang menggunakan berbagai macam kurs.
1. Metode Kurs Tunggal
Metode ini sudah lama popular di Eropa, menerapkan
suatu kurs nilai tukar, yaitu kurs terkini dan kurs penutupan, untuk seluruh
aktiva dan kewajiban lancer. Pendapatan dan beban dalam mata uang asing umumnya
ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar yang berlaku pada saat
pos-pos tersebut diakui. Namun demikian untuk memudahkan pos-pos ini umumnya
ditranslasikan dengan menggunakan rata-rata tertimbang kurs nilai tukar yang
tepat untuk periode tersebut. Laporan keuangan sebuah operasi asing memiliki
domisili pelaporannya sendiri, lingkungan mata uang local di mana perusahaan
afiliasi asing melakukan usahanya. Suatu aktiva atau kewajiban dalam mata uang
asing dikatakan menghadapi resiko mata uang asing jika ekuivalen dalam mata
uang digunakan untuk mentranslasikan aktiva atau kewajiban tersebut.
2. Metode Kurs Berganda
Metode Kurs Berganda menggabungkan kurs nilai tukar
histories dan kurs nilai tukar kini dalam proses translasi.
3. Metode Kini-Nonkini
Berdasarkan Metode Kini-Non Kini, aktiva lancar dan
kewajiban lancer anak perusahaan luar negeri ditranslasikan ke dalam mata uang
pelaporan induk perusahaannya berdasarkan kurs kini. Aktiva dan kewajiban tidak
lancer ditranslasikan berdasarkan kurs histories. Pos-pos laporan laba rugi
(kecuali beban depresiasi dan amortisasi) ditranslasikan berdasarkan kurs
rata-rata yang berlaku dalam setiap bulan operasi atau berdasarkan rata-rata
tertimbang selama keseluruhan periode pelaporan. Beban depresiasi dan
amortisasi ditranslasikan berdasarkan kurs histories yang tercatat saaat aktiva
tersebut diperoleh. Namun demikian, metode ini tidak mempertimbangkan unsur
ekonomis. Menggunakan kurs akhir tahun untuk mentranslasikan aktiva lancer
secara tidak langsung menunjukkan bahwa kas, piutang, dan persediaan dalam mata
uang asing sama-sama menghadapi resiko nilai tukar.
4. Metode
Moneter-Nonmoneter
Metode Moneter-Non Moneter juga menggunakan skema
klasifikasi neraca unutk menentukan kurs translasi yang tepat. Aktiva dan
kewajiban moneter ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Pos-pos non moneter
aktiva tetap, investasi jangka panjang, dan persediaan investor ditranslasikan
dengan menggunakan kurs histories. Pos-pos laporan laba rugi ditranslasikan
dengan menggunakan prosedur yang sama dengan yang dijelaskan untuk konsep
kini-non kini.
5. Metode Temporal
Dengan menggunakan metode temporal, tranlasi mata uang
merupakan proses konversi pengukuran atau penyajian ulang nilai tertentu.
Metode ini tidak mengubah atribut suatu pos yang diukur, melainkan hanya
mengubah unit pengukuran. Translasi saldo-saldo dalam mata uang asing
menyebabkan pengukuran ulang denominasi pos-pos tersebut tetapi bukan penilaian
sesungguhnya. Berdasarkan GAAP AS, kas diukur berdasarkan jumlah yang dimiliki
pada tanggal neraca. Piutang dan utang dinyatakan sebesar jumlah yang
diperkirakan akan diterima atau akan dibayar pada saat jatuh temponya.
5.6
Melakukan evaluasi dan memilih metode translasi mata
uang asing terbaik sesuai kondisi usaha dan pasar uang
Berdasarkan metode temporal, pos-pos moneter seperti
kas, piutang, dan utang ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Pos-pos moneter
ditranslasikan dengan kurs yang mempertahankan dasar pengukuran pada awalnya.
Secara khusus, aktiva yang nilainya dalam laporan mata uang asing sebesar biaya
histories, ditranslasikan berdasarkan kurs histories. Mengapa demikian? Hal ini
dikarenakan biaya histories dalam mata uang asing yang ditranslasikan dengan
kurs nilai tukar histories menghasilkan biaya histories dalam mata uang domestik.
Keempat metode yang dibahas pada satu waktu pernah digunakan di Amerika Serikat
dan dapat ditemukan hingga hari ini di berbagai Negara.
Secara umum, metode ini menimbulkan hasil translasi
mata uang asing yang cukup berbeda. Ketiga metode yang pertama (metode kurs
kini, metode kini-non-kini, dan metode moneter-non-moneter) digunakan dalam
mengidentifikasikan aktiva dan kewajiban manakah yang beresiko atau dapat
dilindungi dari resiko mata uang asing. Kemudian, metode translasi diterapkan
secara konsisten dengan memperhatikan perbedaan tersebut. Sejauh ini istilah
kurs nilai tukar yang digunakan dalam metode translasi mengacu pada histories
atau kurs kini. Kurs rata-rata sering digunakan dalam laporan laba rugi untuk
pos-pos beban. Beberapa Negara menggunakan kurs nilai tukar yang berbeda untuk
transaksi yang berbeda. Dalam situasi ini harus dipilih beberapa kurs nilai
tukar yang ada.
Beberapa alternative yang disarankan adalah:
- Kurs pembayaran dividen
- Kurs pasar bebas
- Kurs penalty atau preferensi yang dapat digunakan, seperti yang terkait dalam kegiatan ekspor impor.
5.7
Memahami hubungan antara translasi mata uang asing
dengan inflasi
Penggunaan
kurs kini untuk mentranslasikan biaya perolehan aktiva non-moneter yang
berlokasi di lingkungan berinflasi pada akhirnya akan menimbulkan nilai
ekuivalen dalam mata uang domestik yang jauh lebih rendah dari pada dasar
pengukuran awalnya. Pada saat yang bersamaan, laba yang ditranslasikan akan
jauh lebih besar sehubungan dengan beban depresisasi yang juga lebih rendah.
Hasil translasi seperti itu dengan mudah dapat lebih menyesatkan pembaca ketika
memberikan informasi kepada pembaca. Penilaian dolar yang lebih rendah biasanya
merendahkan kekuatan laba akutal dari aktiva luar negeri yang didukung oleh
inflasi lokal dan rasio pengembalian atas investasi yang terpengaruh inflasi di
suatu operasi luar negeri dapat menciptakan harapan yang palsu atas keuntungan
masa depan.
FASB menolak
penyesuaian inflasi sebelum proses translasi, karena penyesuaian tersebut tidak
konsisten dengan kerangka dasar penilaian biaya historis yang digunakan dalam
laporan keuangan dasar di AS. Sebagai solusi FAS No 52 mewajibkan penggunaan
dolar AS sebagai mata uang fungsional untuk operasi luar negeri yang
berdomisili dilingkungan dengan hiperinflasi. Prosedur ini akan mempertahankan
nilai konstan ekuivalen dolar aktiva dalam mata uang asing, karena aktiva
tersebut akan ditranslasikan menurut kurs historis. Pembebanan kerugian
translasi atas aktiva tetap dalam mata uang asing terhadap ekuitas pemegang
saham akan menimbulkan pengaruh yang signifikan terhadap rasio keuangan.
Masalah translasi mata uang asing tidak dapat dipisahkan dari masalah akuntansi
untuk inflasi asing.
Sumber
:
VI. Pelaporan Keuangan dan Perubahan
Harga
6.1
Memahami
mengapa laporan keuangan memiliki potensi untuk menyesatkan selama periode
perubahan harga
Dari sudut pandang manajemen, ketidakakuratan pengukuran ini mendistrosi
a.
Proyeksi keuangan yang didasarkan pada data seri waktu
histories
b.
Anggrana yang
menjadi dasar pengukuran kinerja
c.
Data kinerja
yang tidak dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat dikendalikan
Laba yang dinilai lebih pada
gilirannya akan menyebabkan :
a.
Kenaikan dalam proporsi pajak
b.
Permintaan dividen lebih banyak dari pemgang saham
c.
Permintaan gaji dan upah yang lebih tinggi dari para
pekerja
d.
Tindakan yang merugikan dari Negara tuan rumah
(seperti pengenaan pajak keuntungan yang sangat besar)
Oleh karena itu, mengakui pengaruh inflasi secara eksplisit berguna
dilakukan karena beberapa alasan :
a.
Pengaruh perubahan harga sebagian bergantung pada
transaksi dan keadaan yang dihadapi sutu perusahaan
b.
Mengelola masalah yang ditimbulkan oleh perubahan
harga bergantung pada pemahaman yang akurat atas masalah tersebut
c.
Laporan dari para manager mengenai permasalahan yang
disebabkan oleh perubahan harga lebih
mudah dipercaya apabila kalangan usaha menerbitkan informasi keuangan yang
membahas masalah-masalah tersebut.
Meskipun inflasi melambat, akutansi
perubahan harga tetap berguna
karena efek kumulatif inflasi
yang rendah dalam beberapa waktu dapat menjadi signifikan.
6.2 Mengetahui istilah-istilah akuntansi inflasi dan
memahami pengaruh penyesuaian harga terhadap laporan keuangan
a. Atribut.
Karakteristik kuantitatif suatu pos yang
diukur untuk keperluan akutansi. Contoh: biaya histories atau biaya penggantian
merupaka atribut suatu aktiva
b.
Penyesuaian biaya kini. Nilai
penyesuaian aktiva untuk perubahan dalam
harga tertentu
c.
Kekayaan yang dapat dihapuskan. Jumlah
aktiva bersih suatu perusahaan yang dapat ditarik tanpa mengurangi besar
awalnya aktiva bersih
d.
Mekanisme Penyesuaian. Manfaat
berupa keuntungan daya beli pemegang saham yang berasal dari pendanaan utang
dan pertanda bahwa perusahaan tidak perlu mengakui tambahan biaya pengganti
atas aktiva operasi sehubungan dengan aktiva tersebut didanai melalui utang
e.
Ekuivalen Daya Beli Umum. Jumlah
mata uang yang telah disesuaikan terhadap perubahan dalam tingkat harga umum
f.
Keuntungan
kepemilikan suatu investasi. Kenaikan
nilai biaya kini suatu aktiva nonmoneter
g.
Hiperinflasi. Laju inflasi yang sangat besar terjadi pada saat tingkat harga umum dalam
suatu perekonomian meningkat sebesar lebih dari 25% pertahun
h.
Inflasi. Kenaikan dalam tingkat harga umum seluruh barang dan jasa dalam suatu
perekonomian
i.
Aktiva moneter. Klaim terhadap jumlah mata uang yang tetap dimasa depan seperti kas atau
piutang usaha
j.
Keuntungan
Moneter. Kenaikan dalam daya beli secara
umum yang terjadi karena terdapatnya kewajiban moneter selama periode inflasi
k.
Kewajiban
moneter. Suatu kewajiban untuk membayar
jumlah mata uang yang tetap dimasa depan seperti utang usaha atau uang dengan
suku bunga yang tetap
l.
Kerugian
Moneter. Penurunan dalam daya beli
secara umum yang terjadi karena terdapatnya kativa moneter selama periode
inflasi
m.
Penyesuian
Modal Kerja Moneter. Pengaruh
perubahan harga khusus terhadap seluruh
jumlah modal kerja yang digunakan oleh sutu usaha dalam menjalankan operasinya
n.
Jumlah Nominal. Jumlah mata uang yang belum
disesuaikan dengan perubahan harga
o.
Aktiva Nonmoneter. Aktiva yang tidak menunjukkan adanya klaim tetap terhadap kas seperti
persediaan, aktiva tetap, dan peralatan
p.
Kewajiban
Nonmoneter. Suatu utang yang tidak
mengharuskan pembayaran jumlah kas yang tetap dimasa depan, seperti uang muka
pelanggan
q.
Penyesuian
Paritas. Suatu penyesuian yang
mencerminkan perbedaan antara inflasi di Negara induk perusahaan dan Negara
tuan rumah
r.
Aktiva
permanent. Istilah di Brasil untuk aktiva
tetap, gedung, investsai, beban tangguhan, dan depresiasi terkait serta jumlah deplesi atau amortisasi
s.
Indeks Hraga. Suatu rasio biaya dimana pembilang/numeratornya adalah biaya dari suatu
keranjang barang dan jasa yang representatif dalam tahun berjalan, sedangkan
penyebutnya adalah biaya dari keranjang barang dan jasa yang sama pada tahun
dasar
t.
Daya Beli. Kemampuan umum dari suatu unit moneter untuk memeperoleh barang dan jasa
u.
Laba Riil. Laba bersih yang telah disesuaikan untuk perubahan harga
v.
Biaya
penggantian. Biaya kini untuk mengganti
potensi jasa suatu aktiva dalam keadaan normal usaha
w.
Mata uang
pelaporan. Mata uang yang digunakan suatu
perusahaan dalam menyusun laporan keuangan
x.
Metode nyatakan kembali-translasikan. Digunakan
pada saat suatu induk perusahaan
mengkonsolidasikan akun-akun anak perusahaan luar negeri yang berlokasi
disebuah lingkungan berinflasi
y.
Perubahan Harga Khusus. Perubahan
dalam harga untuk komoditas khusus seperti persediaan atau peralatan
z. Metode translasikan-nyatakan kembali. Suatu
metode konsolidasi pertama-tama dengan mentranlasikan akun-akun laporan
keuangan anak perusahaan luar negeri kedalam mata uang induk perusahaan dan
kemudian dinyatakan kembali jumlah yang ditanslasikan terhadap inflasi induk
perusahaan
6.3
Menentukan
perbedaan model akuntansi biaya terkini dan konvensional
Secara umum, dalam akuntansi
konvensional, laporan keuangan disajikan berdasarkan nilai historis yang
mengasumsikan bahwa hargaharga (unit moneter) adalah stabil. Akuntansi
konvensional tidak mengakui adanya perubahan tingkat harga umum maupun
perubahan tingkat harga khusus. Sebagai konsekuensinya, jika terjadi perubahan
daya beli seperti pada periode inflasi, maka laporan keuangan historis secara
ekonomis tidaklah relevan. Pada periode ini pendapatan umumnya dinilai lebih
tinggi sedangkan aktiva tetap dinilai lebih rendah. Sebenarnya, terdapat
beberapa metode akuntansi mengenai pengaruh perubahan harga, antara lain
akuntansi harga tetap, akuntansi nilai sekarang, dan akuntansi tingkat harga
umum. Akuntansi tingkat harga umum akan mengadakan restatement komponen-komponen
laporan keuangan ke dalam rupiah pada tingkat daya beli yang sama, namun sama
sekali tidak mengubah prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan dalam akuntansi
berdasarkan nilai historis.Pada prakteknya, kontroversi yang menyangkut
relevansi penggunaan akuntansi tingkat harga umum masih berlanjut hingga saat
ini. Beberapa argumentasi yang mendukung maupun menolak penerapan akuntansi
tingkat harga umum akan disajikan dalam artikel ini. Demikian juga hasil dari
dua penelitian mengenai pengaruh penerapan akuntansi tingkat harga umum
terhadap laporan keuangan akan diperbandingkan guna melihat apakah penyesuaian
berdasarkan akuntansi tingkat harga umum memang diperlukan.
6.4
Menjelaskan
perbedaan akuntansi inflasi di AS, Inggris, dan Brasil
AMERIKA SERIKAT
Pada tahun 1979, FASB mengeluarkan Pernyataan Standar
Akutansi Keuangan No 33 berjudul
Pelaporan Keuangan dan Perubahan harga, pernyataan ini mengharuskan perusahaan-perusahaan AS mencoba
melakukan pengungkapan daya beli konstan biaya histories dan daya beli konstan
kini.
Perusahan pelapor didorong untuk mengungkapkan informasi berikut untuk
masing-masing dari 5 tahun terakhir :
a.
Penjualan
bersih dan pendapatan opersai lainnya
b.
Laba dari
operasi yang berjalan berdasarkan dasar biaya kini
c.
Keuntungan atau kerugian daya beli (moneter) atas
pos-pos moneter bersih
d.
Kenaikan atau penurunan dalam biaya kini atau jumlah
yang dapat dipulihkan (yaitu jumlah kas bersih yang diperkirakan akan dapat
dipulihkan melalui penggunaan atau penjualan) yang lebih rendah dari persediaan
atau aktiva tetap, bersih dari inflasi (perubahan tingkat harga umum)
e.
Setiap agregat penyesuaian translasi mata uang aing,
berdasrkan biaya kini, yang timbul dari proses konsolidasi
f.
Aktiva bersih pada akhir tahun menurut dasar biaya
kini
g.
Laba persaham (dari opersai berjalan) menurut dasar
biaya kini
h.
Deviden persaham biasa
i.
Harga pasar
akhir tahun perlembar saham biasa
j.
Tingkat Indeks
Harga Konsumen yang digunakan untuk mengukur laba dari operasi berjalan
INGGRIS
Laporan biaya kini di Inggris
mewajibkanbaik laporan laba rugi dan neraca biaya kini, beserta catatan
penjelasan. Standar di Inggris memeperbolehkan 3 pilihan pelaporan :
a.
Menyajikan akun0akun biaya kini sebagai laporan
keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya historis
b.
Menyajikan akun-akun biaya histories sebagai laporan
keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya kini
c.
Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai sati-satunya
akun yang dilengkapi dengan informasi biaya historis yang memadai
BRASIL
Akutansi inflasi yang direkomen
dasikan di Brasil hari ini mencerminkan
2 kelompok pilihan pelaporan, hokum perusahan Brasil dan Komisi Pengawas Pasar
Modal Brasil. Pneyesuaian inflasi yang sesuai dengan hokum perusahaan
menyajikan ulang akun-akun aktiva permanent dan ekuitas pemegang saham dengan
menggunakan indeks harga yang diakui oleh Pemerintah Federal untuk mengukur
devaluasi mata uang local. Aktiva permanent meliputi aktiva tetap, gedung,
investsai, beban tangguhan dan depresiasi terkait, serta kaun-akun amortisasi
atau deplesi (termasuk setiap provisi kerugian yang terkait). Akun-akun ekuitas
pemegang saham terdiri dari modal, cadangan pendapatan, cadangan revaluasi,
laba ditahan, dan akun cadangan modal
yang digunakan untuk mencatat penyesuaian tingkat harga terhadap modal.
6.5
Memahami
pelaporan keuangan dalam perekonomian hiperinflasi
ED PSAK 63: Pelaporan Keuangan dalam
Ekonomi Hiperinflasi merupakan adopsi dari IAS 29 Financial Reporting in
Hyperinflationary Economies. IAS 29 ini berkaitan dengan penyajian kembali
laporan keuangan ketika terjadi ekonomi hiperinflasi dalam mata uang pelaporan
entitas. Dalam kondisi semacam ini, laporan keuangan entitas disajikan dalam unit
pengukuran kini pada akhir periode pelaporan. Selain itu, pos-pos terkait di
periode sebelumnya disajikan dalam unit pengukuran kini pada akhir periode
pelaporan, dan laba rugi atau posisi moneter neto diakui dalam laporan laba
rugi dan diungkapkan terpisah.
6.6
Mengetahui
apakah dolar konstan atau biaya kini lebih baik untuk mengukur pengaruh inflasi
Isu-isu
Mengenai Inflasi
Terdapat
empat isu akuntansi inflasi yang cukup mengganggu, yaitu :
a.
Apakah dolar konstan atau biaya kini yang lebih
mengukur pengaruh inflasi.
b.
Perlakuan akuntansi terhadap keuntungan dan kerugian
inflasi.
c.
Akuntansi inflasi luar negeri.
d.
Menghindari
fenomena kejatuhan ganda.
Keuntungan
dan Kerugian Inflasi
Keuntungan
atau kerugian pos-pos moneter di Amerika Serikat ditentukan dengan menyajikan
ulang dalam dolar konstan, saldo awal dan akhir, serta transaksi dalam, seluruh
aktiva dan kewajiban moneter (termasuk utang jangka panjang). Angka yang
dihasilkam diungkapkan sebagai pos terpisah. Perlakuan ini memeandang
keuntungan dan kerugian pos-pos moneter sebagai hal yang berbeda dari jenis
pendapatan yang lain. Di Inggris, keuntungan dan kerugian pos-pos moneter
dipisahkan menjadi modal kerja moneter dan mekanisme penyesuaian.
Pendekatan
di Brazil yang tidak lagi diwajibkan, tidak menyesuaikan aktiva dan kewajiban
kini secara eksplisit, karena jumlah-jumlah ini dinyatakan dalam hal nilai yang
dapat direalisasi.
6.7
Definisi
penurunan ganda (double dip) dan
menjelaskan cara penangannya
Referensi :
Afrizon,
SE., Akt., M. Si, Akuntansi Internasional